Hidup di Masa Pandemi

2020, mungkin menjadi tahun yang banyak orang ingin melewati dengan cepat. Tahun yang awalnya memberikan optimisme bagi banyak orang, mulai dari karir, percintaan, bahkan kehidupan yang lebih baik. Tapi, hal itu tiba-tiba menjadi luruh karena Pandemi yang melanda kehidupan dunia. Karena sebuah virus yang melukai bahkan merenggut nyawa manusia di seluruh belahan dunia. Mungkin banyak orang yang masih berpikir bahwa kehidupannya biasa-biasa saja, dimana hanya ada sedikit perubahan yang harus mereka sadari dan mereka adaptasi, tapi tidak sedikit orang yang merasa kondisi saat ini mengakibatkan kesulitan dan berdampak besar pada kehidupan mereka.

Hidup di masa pandemi, tidak bisa keluar rumah, tidak bisa bekerja (jika bisa pun, harus bekerja di rumah), bahkan tidak bisa beribadah di tempat-tempat ibadah yang semestinya. Semua harus dilakukan di rumah, sehingga banyak hal yang tidak dapat dilakukan. Bekerja, sekolah, beribadah terpaksa harus dilakukan dirumah, dengan keluarga atau bahkan tanpa keluarga bagi mereka-mereka yang hidup mandiri jauh dari keluarga.

Selama beberapa bulan, hidup dengan kondisi yang baru, kebergantungan hidup pada teknologi semakin nyata dan semakin berat. Kebutuhan sehari-hari mau tidak mau dipenuhi oleh layanan online. Pusat kegiatan di Kota mau tidak mau lumpuh, mati dan menyebabkan perekonomian tergolek lesu. Semua yang masih bisa bekerja, bekerja dari rumah, memanfaatkan teknologi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sekolah, semua kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah dengan memanfaatkan teknologi. Bahkan urusan ibadah juga dilakukan beberapa masyarakat dengan memanfaatkan teknologi. Lalu bagaimana masyarakat yang tidak bisa memanfaatkan teknologi, bukan hanya tidak tahu tapi juga tidak mampu untuk mendapatkan dan memanfaatkan teknologi. Banyak dari mereka berjuang untuk kehidupannya dengan tangan kosong, dengan semua yang mereka punya, meskipun Pemerintah mengaku sudah hadir untuk memberikan bantuan, tapi wallahualam, seberapa banyak yang mendapatkan bantuan dan merasa terbantu. Kehidupan menjadi sulit untuk sebagian besar orang, bahkan sebagian besar mengkhawatirkan banyak orang karena bisnis/usaha-nya pun tidak bisa lagi bertahan karena kondisi ini.

Pandemi ini tidak begitu saja terjadi, sejak akhir tahun 2019, virus yang belum ditemukan vaksinnya sampai saat ini sudah menyebar di negara2 lain. Tapi mengapa tidak ada proyeksi dan persiapan dari Negara untuk menghadapi kemungkinan penyebaran virus di Negara ini. Mungkin ada, tapi kita tidak mengetahui. Entahlah. Tapi saat virus itu sampai di negara ini dan mulai menyebar ke seluruh penjuru negeri, rasanya itu menjadi hal yang lumrah, karena di beberapa negara lain pun juga mengalami hal seperti itu.

Setelah melewati hampir 3 bulan berdiam diri dirumah karena aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang menjadi kebijakan Pemerintah Indonesia. Meskipun begitu, belum ada tanda-tanda penurunan kasus positif, sebaliknya kasus positif di Indonesia semakin meningkat.

Banyak perubahan yang terjadi sejak masa pandemi. dampaknya bukan hanya pada skala makro seperti lapangan pekerjaan, tetapi juga beberapa permasalahan domestik rumah tangga yang terjadi. seperti bagaimana para orangtua harus mengatasi anak-anak mereka ketika belajar dirumah khususnya para ibu yang juga harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Atau bagaimana orangtua harus tetap mencari cara untuk tetap bekerja dan tetap memenuhi nafkah untuk keluarganya. Bahkan anak-anak pun terdampak dengan adanya pandemi ini. Selain tidak bisa bersekolah dan bertemu dengan teman-teman, kehidupan sosialisasi mereka pun mulai terganggu, bahkan tidak sedikit anak-anak yang mulai kecanduan dengan gadget. Pembelajaran jarak jauh yang ditetapkan pemerintah juga dianggap tidak efektif dimana tidak semua anak-anak memiliki akses teknologi smartphone dan internet yang menjadi prasarana utama bagi pembelajaran jarak jauh.

Bagi sebagian orang, pandemi ini tidak begitu berdampak, tapi bagi sebagian banyak orang, pandemi ini telah mengubah kehidupan mereka meskipun begitu, hidup ini tetap harus berjalan dan perlu disyukuri apapun itu kondisinya. Semoga pandemi ini cepat berlalu dan meskipun jika kemungkinan pandemi ini akan berlangsung lebih lama, masyarakat dapat membiasakan diri dan mulai beradaptasi khususnya Pemerintah yang dalam hal ini juga menjadi bagian yang terdampak, bisa mengatasi dan tetap terus ada untuk 250 juta Jiwa rakyat Indonesia.

Published by m3yriana

mey is a girl that growth in suburb and spent her time almost 18 years in town.. she's under profile..down to earth and have passion in urban planning and real estate.. well, she is also mom and wife.. a city lover and always want to share her idea and thought to the world!

Leave a comment