Hidup di Masa Pandemi

2020, mungkin menjadi tahun yang banyak orang ingin melewati dengan cepat. Tahun yang awalnya memberikan optimisme bagi banyak orang, mulai dari karir, percintaan, bahkan kehidupan yang lebih baik. Tapi, hal itu tiba-tiba menjadi luruh karena Pandemi yang melanda kehidupan dunia. Karena sebuah virus yang melukai bahkan merenggut nyawa manusia di seluruh belahan dunia. Mungkin banyak orang yang masih berpikir bahwa kehidupannya biasa-biasa saja, dimana hanya ada sedikit perubahan yang harus mereka sadari dan mereka adaptasi, tapi tidak sedikit orang yang merasa kondisi saat ini mengakibatkan kesulitan dan berdampak besar pada kehidupan mereka.

Hidup di masa pandemi, tidak bisa keluar rumah, tidak bisa bekerja (jika bisa pun, harus bekerja di rumah), bahkan tidak bisa beribadah di tempat-tempat ibadah yang semestinya. Semua harus dilakukan di rumah, sehingga banyak hal yang tidak dapat dilakukan. Bekerja, sekolah, beribadah terpaksa harus dilakukan dirumah, dengan keluarga atau bahkan tanpa keluarga bagi mereka-mereka yang hidup mandiri jauh dari keluarga.

Selama beberapa bulan, hidup dengan kondisi yang baru, kebergantungan hidup pada teknologi semakin nyata dan semakin berat. Kebutuhan sehari-hari mau tidak mau dipenuhi oleh layanan online. Pusat kegiatan di Kota mau tidak mau lumpuh, mati dan menyebabkan perekonomian tergolek lesu. Semua yang masih bisa bekerja, bekerja dari rumah, memanfaatkan teknologi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sekolah, semua kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah dengan memanfaatkan teknologi. Bahkan urusan ibadah juga dilakukan beberapa masyarakat dengan memanfaatkan teknologi. Lalu bagaimana masyarakat yang tidak bisa memanfaatkan teknologi, bukan hanya tidak tahu tapi juga tidak mampu untuk mendapatkan dan memanfaatkan teknologi. Banyak dari mereka berjuang untuk kehidupannya dengan tangan kosong, dengan semua yang mereka punya, meskipun Pemerintah mengaku sudah hadir untuk memberikan bantuan, tapi wallahualam, seberapa banyak yang mendapatkan bantuan dan merasa terbantu. Kehidupan menjadi sulit untuk sebagian besar orang, bahkan sebagian besar mengkhawatirkan banyak orang karena bisnis/usaha-nya pun tidak bisa lagi bertahan karena kondisi ini.

Pandemi ini tidak begitu saja terjadi, sejak akhir tahun 2019, virus yang belum ditemukan vaksinnya sampai saat ini sudah menyebar di negara2 lain. Tapi mengapa tidak ada proyeksi dan persiapan dari Negara untuk menghadapi kemungkinan penyebaran virus di Negara ini. Mungkin ada, tapi kita tidak mengetahui. Entahlah. Tapi saat virus itu sampai di negara ini dan mulai menyebar ke seluruh penjuru negeri, rasanya itu menjadi hal yang lumrah, karena di beberapa negara lain pun juga mengalami hal seperti itu.

Setelah melewati hampir 3 bulan berdiam diri dirumah karena aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang menjadi kebijakan Pemerintah Indonesia. Meskipun begitu, belum ada tanda-tanda penurunan kasus positif, sebaliknya kasus positif di Indonesia semakin meningkat.

Banyak perubahan yang terjadi sejak masa pandemi. dampaknya bukan hanya pada skala makro seperti lapangan pekerjaan, tetapi juga beberapa permasalahan domestik rumah tangga yang terjadi. seperti bagaimana para orangtua harus mengatasi anak-anak mereka ketika belajar dirumah khususnya para ibu yang juga harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Atau bagaimana orangtua harus tetap mencari cara untuk tetap bekerja dan tetap memenuhi nafkah untuk keluarganya. Bahkan anak-anak pun terdampak dengan adanya pandemi ini. Selain tidak bisa bersekolah dan bertemu dengan teman-teman, kehidupan sosialisasi mereka pun mulai terganggu, bahkan tidak sedikit anak-anak yang mulai kecanduan dengan gadget. Pembelajaran jarak jauh yang ditetapkan pemerintah juga dianggap tidak efektif dimana tidak semua anak-anak memiliki akses teknologi smartphone dan internet yang menjadi prasarana utama bagi pembelajaran jarak jauh.

Bagi sebagian orang, pandemi ini tidak begitu berdampak, tapi bagi sebagian banyak orang, pandemi ini telah mengubah kehidupan mereka meskipun begitu, hidup ini tetap harus berjalan dan perlu disyukuri apapun itu kondisinya. Semoga pandemi ini cepat berlalu dan meskipun jika kemungkinan pandemi ini akan berlangsung lebih lama, masyarakat dapat membiasakan diri dan mulai beradaptasi khususnya Pemerintah yang dalam hal ini juga menjadi bagian yang terdampak, bisa mengatasi dan tetap terus ada untuk 250 juta Jiwa rakyat Indonesia.

Shopping Mall x Online Shopping

Hayoo…siapa yg belum pernah belanja online? sekedar belanja barang2 kecil seperti pakaian, aksesoris atau bahkan barang2 elektronik seperti handphone atau tv.

Pesatnya perkembangan digital dan maraknya market place yang berkembang di dunia juga berkembang di negara ini. Negara maju yang diisi oleh ratusan juta jiwa manusia yang hampir 50% merupakan usia produktif dan berada di kelas menengah. Maraknya market place ini menciptakan perubahan yang cukup signifikan dalam kebiasaan masyarakat dalam berbelanja. Sekarang jamannya belanja, buka hp, cari barang kita butuhkan, klik pesan, bayar melalui transfer/credit card, selesai. Atau mau windows shopping juga bisa, tinggal cari jenis barang yang mau kita lihat misal sepatu, pakaian (baju, celana, pakaian dalam), tas, alat masak, elektronik, keperluan anak, semua deh lengkap, kalau ada yg kita suka tinggal diklik aja trus masukin wishlist deh.

Lalu, apa kabarnya shopping mall kalau kita bisa belanja dengan hanya membuka smartphone atau komputer? heemm.. memang banyak issue bahwa online shopping sudah banyak mempengaruhi performa shopping mall sehingga beberapa retail terpaksa harus pull out dari beberapa shopping mall. Tapi apa iya performa shopping mall menurun akibat online shopping? ada hubungannya gk sih antara perkembangan online shopping dengan penurunan performa shopping mall? heemm..menurut sy sih mungkin ada tapi tidak signifikan.

Ya sih memang, saat ini orang lebih banyak yang suka berbelanja di online, begitupun saya, tp mungkin ada beberapa hal yang tidak bisa kita dapati dengan berbelanja di shopping mall dimana experience menjadi salah satu “keyword” yang mungkin masih bisa bertahan di Pusat belanja konvensional macam mall.

Belum lagi perkembangan store alias toko atau outlet yang sebisa mungkin efisien, bukan hanya sumberdaya atau karyawannya saja yg diperkecil, tapi juga ukurannya menjadi lebih minimalis, dimana semua barang tidak perlu didisplay, mungkin barang-barang yang tersisa atau ready stock yang siap dijual dengan potongan harga.  Juga yang menjadi baru adalah munculnya fast fashion yang menjual barang-barang fashion lengkap dalam satu store dengan harga terjangkau dan kualitas ya dapat dikatakan diatas rata-rata, sehingga sangat tepat sekali untuk para kelas menengah yang memang punya standar yang yaa..menengah juga sih, but in the other way.. (for the sake of global fashion and branded yang bikin braindead..ahhaha)

well, anyway..balik lagi.. jadi how’s the shopping mall survive in this 4.0 era? again, menurut saya pribadi.. selama interaksi masih dibutuhkan, selama experience masih menjadi salah satu pemenuhan kepuasan dan selama pusat belanja jeli melihat celah pasar, they will survive! Gak jaman lagi pusat belanja punya store/outlet yang besar, mungkin perlu konsep “communal market” (pasar bersama –dalam artian pasar-tempat berjual beli-) ang lebih “open” dan punya inovasi display yang lebih menarik.

Satu hal lagi, online shopping juga bisa dibawa ke dalam pusat belanja convensional. contohnya salah satu market place (boleh disebut gk siih brandnya?? haha) punya in-store version, yang masyarakat bisa beli barang tersebut, dengan menggunakan aplikasi tetapi barangnya sudah ready di store di pusat belanja tersebut. Menarik buat saya, artinya pusat belanja tetap penting untuk menjadi ruang jual beli,yang lebih cepat dan lagi saya katakan memberikan “experience”.

So, meskipun online shopping terus menggerus kebiasaan masyarakat dan mempengaruhi pola belanja masyarakat khususnya belanja langsung di pusat belanja, tapi tidak berarti pusat belanja semakin ditinggalkan. Hayooo..kalian masih suka belanja ke Mall kan? Saya..iya banget! Mall is another place to see another human.. hehe

 

Mey (akhirnya menyelesaikan tulisan di tahun 2018)

YOUNG LECTURE – wild, creative, and never ending think!

After 2 years, i lost my time to write… and in the middle of my busy time, i try to log back in my WordPress account! And…hello, this is my 2nd year to be part-timer as Young Lecture.. (well, i am getting old, but i always feel so young! Thanks God to other young colleague in this school)..

Okay, kembali ke tulisan ini.. Kenapa harus tentang Young Lecture.. heemm..almost 2 years saya ada di ruangan ini sebagai Dosen tidak tetap (eniwei, i’ve been here for almost 8 years as a lecture assistant, tp koq berasanya baru 2 tahun ini yah, mungkin karena dulu2 nyambinya kebanyakan -meskipun sekarang juga masih nyambi! hahaha)

Nah..tadi sebenernya kepikiran bkin Blog baru buat Young Lecture, biar bisa nulis dan dibawa ke research beneran! Karena hampir 5tahun ini udah gk pernah nulis, apalagi 2 tahun ini udah hampir everyday in campus! Syediih yaa..dosen gk punya penelitian, tulisan dan lain2.. rasa tumpul banget nih otak. But thanks god, we have very nice colleague to share the latest issues and news and gossip and jokes (Jokes; yes..tua muda semua doyan nge-jokes disini..hahaha)

 2 tahun ini itu berasa beda banget, karena di kampus ada beberapa dosen muda baru yang kayanya membuat suasana kampus berbeda. Selain ada teman diskusi, teman kerja, dan yang bisa diminta bantuan (haha-ini azas manfaat bgt, mentang2 yang paling tua diantara yang muda..) dan pastinya teman gosip! Sayangnya, semester ini mesti kehilangan 1 talented Young Lecture yang lagi sekolah master gk tanggung2 di USA setelah beberapa kali mengalami “badai” dalam perjalanan pencarian beasiswa-nya. Dan ada sorang laki2 Young Lecture yang selama ini, dialah satu-satunya Young Lecture Laki-laki yang pernah dimiliki oleh program studi ini (haha..ini beneran!) yang juga caw karena sekolah master di Belanda. Seru yaah..mereka masih muda, bebas dan pastinya wild in a good things!

 Sekarang ada 3 Young Lecture exclude me and regina yang sudah setengah mendekati tidak lagi muda.. hehe.. We feel like Spice Girls anyway.. hahaha

Tapi benar yah..the ambience was so different today.. dulu sih krik krik banget berduaan sama Regina, rasa kita mah siapa atuh. Cuma dilihat sebagai butiran debu yang ada di pojokan siku tembok, hahaha..syediih amat. Setelah dipikir-pikir, time flies banget..dan ternyata kita terlambat dalam melakukan regenerasi. Thanks God, masih ada yang mau mendedikasikan hidupnya untuk kehidupan akademik kampus yang isinya semua kerjaan rempong, seminar sana sini, research sana sini, hipotesa sana sini, dan kepo sana sini… Tapi sumpah, i feel like at home when i come to this lovely space, apalagi Young Lecture dapat jatah preman ruang Coworking Space, yang selain bahasan Mata kuliah kita juga bahas mengenai proyek dan artis-artis masa kini yang lagi diterpa gosyiip! Hahaha-yes, i’m emak2 right now!

I miss office ambience but i also feel office di coworking space Young Lecture kita ini! Dan..i state to my self, yes..this is my destination (my last destination -hem..beside my entrepreneur side “well, that’s another things lah yaa”-), humm..maybe my destiny juga untuk menjadi seorang Young Lecture (today) and will be a Lecture and sure i’m going to be a Senior Lecture next 20 – 25 year.. hahahaha

Kenapa Young Lecture — cuz I feel so YOUNG, WILD, and FREE (even tho i am not free for man anymore.. eh,#salahfokus kan!)

Happy and can not wait to make research together, writing together and yes fly high together! I miss Melinda so much.. she is a talented-young lecture that have a big passion to raise her experience moves! I hope we can make a good generation, and i am waiting for another new Young Lecture to join with us.. and i hope that is a Man! hohoho

THE BEST THING ABOUT BEING A TEACHER IS THAT IT MATTERS.

THE HARDEST THING ABOUT BEING A TEACHER IS THAT IT MATTERS EVERYDAY

-Todd Whitaker

grogol-school-of-planning-young-lecture

Saya dan Kaitannya dengan Kehidupan Kota dan Lingkungan

Siapa saya? Sampai dengan umur saya di pertengahan menuju dewasa, saya masih agak sering bingung jika ditanya mengenai siapa saya (dalam pengertian profesi). Saat ini saya bekerja di sebuah perusahaan konsultan properti swasta di Jakarta, saya juga membantu mengajar di tempat saya kuliah dulu. Saya juga punya pekerjaan sampingan sebagai perencana kota dan kawasan. Mengapa sampai sebanyak itu saya bekerja?? Hemm..mungkin karena kebutuhan terhadap perencana sangat tinggi sementara pasokan cukup terbatas.

Terkait dengan kehidupan kota dan lingkungan, saya merupakan salah satu pecinta kota, meskipun saya sadar saya belum berbuat banyak terhadap kota ini, bahkan saya sering merasakan kegalauan dan kegundahan tentang apa yang terjadi pada kondisi perkotaan di negara kita. Mulai dari transportasi, fasilitas umum, ruang terbuka hijau bahkan yang lebih luas lagi seperti kebutuhan akan hunian. Berhubung saya sudah hampir 6 tahun bekerja di dunia properti, saya sering kali membantu para pengembang melakukan studi dan memberikan konsultansi untuk mengembangkan sebuah lahan atau kawasan. Saya selalu mencoba untuk memasukkan unsur perencanaan di dalam semua studi2 saya. Saya selalu melakukan studi dengan konteks regional dan selalu melihat parameter pengembangan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah kota, meskipun akhirnya tidak jarang saya juga-lah yang memberikan ide untuk melakukan breakthrough jika parameter itu dianggap sebagai kendala bagi sebuah pengembangan.

Saya merasa seperti mata pisau (saya pernah menulis mengenai profesi konsultan properti dan konsultan perencana kota yang seperti sebuah mata pisau pada saat mahasiswa dulu, dan benar saja itu terjadi di kemudian hari). Saya memiliki banyak kegundahan dan kegalauan pada profesi ini. Berkaca pada teman-teman yang berprofesi perencana kota juga tidak banyak memberikan sumbangsih pada kondisi kota ini, malahan saya merasa, apa yang saya lakukan memberikan dampak yang cukup tinggi bagi perkembangan kota ini.

Di kondisi yang seperti itu, saya mencari jalan untuk merubah pola pikir dan mungkin bisa merubah profesi saya. Meskipun saya sudah bergelut cukup lama di dunia properti, saya masih merasa diri saya adalah seorang perencana kota, karena saya pikir, memang itulah cita-cita saya. Akhirnya, saya memutuskan untuk bergabung di Ikatan Ahli Perencana (IAP) Indonesia. Saya pikir, itulah salah satu jalan yang bisa membawa saya kembali ke dunia perencanaan. Karena hampir 5 tahun saya praktis lebih banyak berkutat di dunia properti. Saat pertama saya bergabung dengan organisasi tersebut, saya melihat betapa luasnya komunitas ini (saya juga ikut beberapa milis dan bergabung dengan komunitas-komunitas lain secara online) dan betapa banyaknya dan hebatnya pemikiran-pemikiran yang mereka sampaikan. Saya berpikir, mengapa orang-orang hebat ini tidak bisa memberikan banyak hal terhadap kehidupan perkotaan kita? (Sama dengan hal-nya pak KT berpikir dalam tulisannya).

Sampai akhirnya saya berpikir, ternyata terjadi gap yang sangat tinggi antara perencana senior dengan perencana muda dimana saya melihat sepertinya profesi perencana bukanlah profesi yang seksi dan menarik bagi anak-anak muda padahal sebagian besar kota kita diisi oleh anak-anak muda. Dan setelah beberapa kali saya mengikuti kegiatan dan berdiskusi dengan bapak/ibu senior di IAP, saya juga merasa bahwa banyak sekali mahasiswa keluaran sekolah perencana tidak tertarik dengan profesi perencana. Ya, cukup miris memang.. sampai akhirnya di sebuah pertemuan International Young Planners Forum di Yogya dan kebetulan saat itu saya berdiskusi dengan pak KT dan dia sampaikan bahwa ini tidak boleh berhenti sampai disini. Beliau memberikan satu kalimat yang membuat saya termotivasi untuk menjaring para mahasiswa perencana untuk lebih aktif dan lebih optimis pada profesi ini. Karena saya tahu, banyak sekali potensi yang ada pada para generasi muda yang (mungkin) bisa mengimplementasikan pemikiran-pemikiran para senior perencana yang dimilis-milis ataupun di diskusi-diskusi sangat brilian dan cetar membahana tersebut. Saya pikir itu bisa menjadi sebuah hal yang nyata jika ada yang mampu melakukannya, dan itu ada pada anak-anak muda, para perencana muda dan calon-calon perencana yang masih menuntut ilmu di perguruan tinggi/universitas.

Sebenarnya masih banyak kegundahan saya terhadap kondisi perkotaan, banyak pertanyaan juga di kepala saya mengenai apa akan terjadi pada kehidupan kota ini? Kebetulan kemarin kami (IAP) baru menyelenggarakan Young Professional Summit, disana ada Pak Hugua seorang walikota di Wakatobi, Indonesia Timur yang memberikan pencerahan terhadap kurang lebih 100 anak muda calon perencana kota, beliau mengatakan ; seorang perencana perlu melihat segala sesuatunya dengan mata, kepala dan hati. Sebelum kita melakukan sebuah perencanaan, kita harus tahu bahwa kita sedang merencanakan kehidupan kita sendiri dan juga kehidupan ratusan bahkan jutaan orang serta makhluk hidup lainnya. Jadi, pikirkanlah apa yang akan kalian rencanakan untuk mereka-mereka itu semua. Paradigma yang luar biasa, dan sangat mengena di hati saya dan teman-teman lainnya.

 

Itu tadi catatan “siapa saya” dan apa kaitannya dengan kehidupan kota dan lingkungan saya. Mungkin banyak teman yang sudah follow twitter saya @m3yriana, di dalam Bio, saya menuliskan bahwa saya seorang Planner, #DesperateCommuter, pecinta kota, Kapitalis yang sosialis (lihat tulisan saya diatas, kenapa saya menganggap diri saya kapitalis-hehe), dan Inside The Regim (haha..yang ini ketularan kata-kata pak KT aja sih).

Well, welcome to the club, mari bersama-sama belajar, berdiskusi dan curhat tapi bukan asal curhat tapi bisa juga memberikan knowledge bagi semua peserta.

Salam kenal dan Salam Perencana Muda,

Meyriana Kesuma

Hello again…

Seriously, this is my blog?? Why i never write something? There is something wrong with my life so that i don’t have time to write my blog? Did i write my story on the other media? Hemm..i don’t think so! Well, it doesn’t mean i’m grow up to become a woman. Hahaha,,

Well, nice.. finally i open this account again on my tablet. So, i have alot of time to write my story, my idea, my sarcasm-opinion, or just my galau-sh’wee’ty things! Hihihi…

It’s been half and year i didn’t write. I guess twitter is more enough for me to shout out loud! But, i have some opinion -you know about what, yeay sure it’s about city,property,government,and also about him- hahahaa..

So, it’s H-4 towards 2013 which means 3 months before i become a bride! Yes, i’m getting marriage with my boyfriend after almost 10years hard relationship. I’m so happy, thankful and so excited for next level of my life! I hope next year is a new year, a truly new year for my whole life. I’m dreaming lovely husband and cute baby boy. I hope it will be easy for me to through out my next life. With all my heart and say bismillah for all these things.. ♥♥

“Love recognizes no barriers. It jumps hurdles, leaps fences, penetrates walls to arrive at its destination”

MORATORIUM MAL DI JAKARTA?? TIDAK MASYALAAH.

TANGERANG, KOMPAS.com — Pemerintah DKI Jakarta menerapkan moratorium mal, yakni melarang pembangunan mal berluas lebih 5.000 meter persegi di Ibu Kota hingga 2012. Setidaknya hingga tahun depan, Jakarta harus puas dengan mal yang sudah ada. Toh, tampaknya mal tetap akan bertambah di tahun-tahun depan. Lembaga riset properti Colliers mencatat, di Jakarta selama 2012-2014 akan berdiri delapan hingga sembilan mal. Saat ini, separuhnya sedang dalam perencanaan (under planning). “Yang diresmikan sekarang cuma hasil bangun sejak lama saja,” kata Steve Sudijanto, Direktur Senior Pelayanan Ritel Colliers, Jumat (28/10/2011).

——————————————————————————————————————————————————————-

Membaca petikan artikel Kompas diatas mengenai pertumbuhan Mal atau pusat belanja yang masih akan terus bertambah jumlahnya membuat saya (yang saat ini sedang tidak ada kerjaan) ingin menulis, yaah..menumpahkan isi hati yang suka ngelindur tentang mal setiap sabtu minggu atau siang dan malam ketika pulang kantor/kampus. hehee

Terkenang akan studi yang pernah saya buat mengenai kompetisi mal di wilayah Jakarta yang kini juga sudah merambah di wilayah-wilayah pinggiran kota. Teringat juga akan beberapa studi teman-teman kampus mengenai perkembangan pengembangan pusat belanja. Memang pusat belanja (mal) masih memiliki potensi yang tinggi meskipun supply saat ini sudah hampir diatas rata-rata. Pesatnya pertumbuhan properti residensial merupakan salah satu pemacu pengembangan pusat belanja. Selain itu, saat ini juga terjadi perubahan jenis atau tipe pengembangan pusat belanja. Mungkin dulu, pengembangan pusat belanja bertumpu pada anchor tenant dan tenant-tenant yang pasti seperti Department Store, Supermarket, Fashion, dan Entertainment yang terbatas. Tapi, saat ini pusat belanja sudah lebih memiliki beragam tipe. Misalkan saja, ada pusat perbelanjaan yang menawarkan khusus barang-barang kebutuhan sehari-hari (Daily Needs) atau pusat perbelanjaan yang menawarkan khusus barang-barang elektronik atau barang2 rumah tangga. Meskipun didalamnya pasti ada komponen tenant mix (bauran penyewa).

Kembali ke masalah pertumbuhan pengembangan Mal yang semakin marak di Jakarta yang akhirnya membuat ‘gerah’ Pemda DKI Jakarta karena semakin banyak keluhan dan suara-suara bising masyarakat tentang over supply-nya Mal atau Pusat Perbelanjaan di Jakarta sehingga seperti artikel diatas, akhirnya Pemda DKI Jakarta mengeluarkan Moratorium untuk tidak lagi mengijinkan perkembangan Mal dengan luasan 5.000 m2. Tetapi, apakah itu menjadi penyelesaian? Sy pikir tidak. Karena sifat pasar, Mal itu tumbuh. Pasar dalam hal ini Market Demand untuk Mal cukup tinggi di Jakarta. Banyak para pengembang mengembangkan lahannya sebagai Mal karena memang memiliki faktor pasar yang kuat. Sementara, pasar pula yang mematikan mal tersebut, dimana terjadi kompetisi antara mal-mal yang ada. Bisa kita lihat, kompetisi yang terjadi di beberapa Lokasi Clustering Pusat Perbelanjaan di Jakarta seperti Mangga Dua, Senayan ataupun Blok M. Tetapi, apakah itu berarti menghentikan pengembang untuk membangun Mal? Tidak! Kompetisi itu justru membangkitkan pengembang/investor lainnya untuk mengambil alih mal yang mati tersebut. Lalu apa hubungannya dengan Moratorium? Moratorium hanya menghentikan pengembangan pusat perbelanjaan di atas 5.000 Ha, sementara Pemerintah tdk bisa melakukan evaluasi terhadap mal-mal yang sudah mati. Dimana, sebenarnya itu adalah salah satu kesempatan pemerintah untuk membentuk suatu perubahan terhadap mal yang sudah mati tersebut. Jd, bisa dikatakan bahwa Moratorium itu ‘semu’ adanya. Belum lagi, (ini yang paling gila menurut sy), pertumbuhan Retail yang bisa dikatakan pusat perbelanjaan skala lokal yang kini bertebaran dimana-mana. Hipermarket-hipermarket yang kini jg nampaknya bersaing dengan pusat belanja. Dengan ukuran yang lebih kecil 1.000 m2 – 3.000 m2, Retail-retail tsb terus masuk memenuhi ruang-ruang tanah di area-area berkembang di Jakarta. Sebut saja wilayah Kebayoran, Kemanggisan, atau pun Menteng/Tebet. Hal ini justru perlu menjadi perhatian daripada Pemda untuk menjaga ruang-ruang tersebut.

Yah..kalau dipikir-pikir, Moratorium (mungkin) hanya menjadi ‘wacana’ Pemerintah untuk ‘Pencitraan’ pada Masyarakat bahwa Pemda memiliki i’tikad baik untuk menjaga ruang kota dari muka-muka Kapitalisme. Tak apalah, toh Pemda pasti punya pembenaran-pembenaran untuk melakukan hal itu. No offense, ini mungkin hanya kesoktauan saya saja. Saya hanya melihat dari kondisi yang ada dan tengah berkembang yang saya cermati dan saya hubungkan dengan knowledge saya. Pastinya bisa benar, bisa salah. Tapi, walau bagaimana pun, perlu juga melakukan apresiasi atas kebijaksanaan Pemda untuk melakukan Moratorium Pusat Belanja. Untuk warga Jakarta, jangan sedih..karena pusat belanja akan selalu berkembang, meskipun bukan di Jakarta.. Masih ada pusat-pusat perbelanjaan di Pinggiran Jakarta yang (mungkin) susatu saat akan lebih keren, lebih lengkap dan lebih nyaman dari yang dimiliki oleh Jakarta. 😉

Buswaay ooh..Buswaaay….bagaimana riwayat mu nanti??

JAKARTA, KOMPAS.com — Meningkatnya jumlah pengguna bus rapid transit (BRT) Transjakarta yang terus-menerus harus diikuti dengan sejumlah perbaikan layanan yang masih kedodoran. Dari hasil survei yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) terhadap 3.000 pengguna BRT Transjakarta, ada tujuh macam layanan yang harus diperbaiki.

Ketujuh layanan itu adalah:

(1) waktu tunggu yang lama, (2) jarak tempuh yang panjang, (3) keselamatan dan keamanan, (4) kenyamanan, (5) sistem informasi seperti jadwal dan tiket, (6) aksesibilitas halte yang belum optimal, seperti untuk penyandang cacat, jembatan penyeberangan orang (JPO) yang rusak dan panjang, (7) kebersihan di halte, JPO dan di dalam bus.

“Proyek BRT kita ini mencontoh dari Transmilenio di Bogota. Namun tidak semua dicontoh, akibatnya layanan BRT Transjakarta hanya minimalis,” kata Tulus Abadi, anggota YLKI, Kamis (27/10/2011).

______________________________________________________________________

Dugh,baca artikel diatas, rasanya miris sekali.. harus menerima fakta bahwa di kota terbesar di Indonesia, masih “stuck” sama yang namanya sistem transportasi, khususnya sistem transportasi massal. Sistem transportasi massal satu-satunya selain Kereta Api (KRL) yaitu BRT TransJakarta atau yang biasanya dikenal dengan sebutan Busway yang mulai dioperasikan pada tahun  2004 yl saat ini memasuki tahun ke-7 perjalanannya mengangkut kurang lebih 200juta jiwa penduduk Jakarta dan beberapa penglaju (commuter).

Dulu, Busway menjadi harapan akan terciptanya Jakarta yang lebih baik. Akan terjadi transformasi perubahan dalam bertransportasi. Akan terjadi juga perubahan dalam hidup berkota dengan dimulai-nya masyarakat menggunakan Transportasi umum. Tapi sayang, 1th, 2 th, 3th, 5th sampai dengan saat ini 7th, Busway belum juga bisa memecahkan masalah transportasi di Jakarta. Usaha yang dilakukan oleh DKI Jakarta utk peningkatan Busway dimulai dari penambahan koridor dimana s/d saat ini sudah terdapat >10 koridor.

Tetapi, usaha tersebut belum juga membangkitkan gairah masyarakat/warga untuk menggunakan fasilitas transportasi tersebut. Hasilnya, sistem transportasi BRT TransJakarta ternyata bukan solusi untuk mengendalikan kemacetan di ibukota. Tetapi, rasanya tidak bisa melulu menyalahkan Pemerintah, meskipun memang Pemerintah memiliki kewajiban untuk mengatasi masalah kemacetan tersebut. Uraian artikel Kompas diatas mengenai 7 keluhan pengguna busway mungkin juga hanya 70%-80% dari kekurangan sistem transportasi ini. Sisanya, 20% kembali lagi, rasanya masyarakat/warga ibukota yang harusnya bersikap “mengota” tidak bisa sinkron dengan kondisi yang ada. Sehingga timbullah 7 keluhan tersebut.

Ya, memang menggunakan Busway tidak lebih nyaman dan tidak lebih lancar serta tidak lebih murah dari menggunakan Transportasi umum seperti Mikrolet, Metromini, Kopaja atau Bus Regular. Tapi, selain kondisi Pemerintah yang tidak bisa melakukan perencanaan sistem Transportasi yang terintegrasi serta tidak bisa melakukan maintanance dan management transportasi, maka hal terakhir yang juga perlu disadari adalah Kesadaran masyarakat/warga untuk mensupport dan memelihara sistem transportasi umum di ibukota. Dengan begitu, mungkin kita sebagai warga akan lebih memiliki power untuk mem-push-up Pemerintah untuk melakukan perbaikan terhadap sistem trasnportasi kota.

Kita lihat saja nanti, bagaimana riwayat Busway nanti? Semoga tidak terdampar seperti bus-bus regular lainnya..

DEVELOPER : PART 2 (PASAR – Anugerah Tuhan terbesar bagi Developer)

Market will lead the development. –m3y-

Kembali lagi di tulisan saya mengenai Developer. Kali ini tidak membahas mengenai pengalaman saya bekerja dengan Developer. Kali ini saya ingin sharing mengenai opini, penjelasan, kekaguman, keheranan, serta ketidakmengertian saya terhadap pelaku pengembang property.

Well, seperti banyak orang tahu, seberapa berkembangnya Developer di Indonesia, bukan hanya pengembangan berskala besar, pengembangan berskala menengah dengan modal tipis yang saat ini juga mulai berkembang (dan mungkin suatu hari akan menjadi pengembang berskala besar) dan tentunya pengembang-pengembang skala kecil yang merupakan individu-individu yang melakukan pengembangan diatas lahan yang terbatas, dengan modal terbatas (tetapi bukan berarti keuntungan terbatas).

Hebatnya, developer-developer tersebut menjadi salah satu “actor” yang cukup bahkan sangat berpengaruh bagi perkembangan dan perubahan hidup banyak orang. Kenapa? Pengaruh kecil aja deh, mereka telah merubah hidup orang-orang yang tidak punya rumah jadi punya rumah, bisa berkehidupan (layak atau tidaknya, tergantung jenis dan bentuk rumah serta lingkungannya yah).  Pengaruh sedang, mereka telah menciptakan efek domino bagi pengembangan suatu kawasan di lahan yang mereka bangun. Entah besar atau kecil. Sementara pengaruh besar, mereka menciptakan efek perubahan struktur tata ruang kota bahkan struktur kekuatan ekonomi kota. (nah, yang ini benar-benar bisa dilakukan oleh pengembang berskala besar).

Pengaruh itu tentunya tidak bisa lepas dari keberhasilan developer mengembangkan lahannya. Sebut saja, Sinar Mas Land dengan BSD City-nya, Lippo Group dengan Lippo Karawaci dan Lippo Cikarangnya, Ciputra Land dengan pengembangan Ciputra Raya-nya di berbagai Daerah  atau Bakrieland dengan Sentul, BNR dan Jonggol-nya. Mereka lah yang menciptakan kehidupan-kehidupan baru, mereka yang membuat skenario kehidupan sebuah perkotaan, mereka menjadikan kehidupan perkotaan menjadi penuh dengan tuntutan. Mengapa? Silahkan anda renungkan..

Mengapa begitu pesatnya perkembangan Developer di beberapa wilayah Indonesia (karena sudah bukan hanya di Jakarta dan kota-kota besar lainnya developer hadir, tetapi juga di beberapa kota-kota kecil dengan jenis pengembangan lainnya, tetapi percayalah..mereka tetap merupakan Aktor yang bisa merubah banyak hal, baik makro ataupun mikro)? Untuk saya, jawabannya hanya satu : PASAR.

Ya, PASAR. Mereka (Developer) sangat amat bergantung dengan PASAR. Pengertian PASAR disini bukan pasar seperti pasar tradisional yah, tetapi pasar pertemuan antara permintaan dan penyediaan.  (sy beri sedikit referensi mengenai pengertian pasar)

In marketing, the term market refers to the group of consumers or organizations that is interested in the product, has the resources to purchase the product, and is permitted by law and other regulations to acquire the product. The market definition begins with the total population and progressively narrows as shown in the following diagram. -NetMBA.Com-

Indonesia sebagai salah satu Negara yang memiliki jumlah penduduk paling banyak dunia menjadi salah satu anugerah Tuhan yang luar biasa bagi para Developer tersebut. Dengan jumlah penduduk yang banyak itulah, pasar mulai tercipta dan berkembang, baik kuantitas maupun kualitasnya. Developer dengan jeli melihat kondisi tersebut sebagai pasar mereka. Berapa juta jiwa manusia di Indonesia yang tidak memiliki tempat tinggal, berapa juta jiwa manusia yang tidak memiliki pekerjaan, berapa juta jiwa manusia yang memiliki pekerjaan tidak punya aktivitas lain seperti hiburan dan rekreasi, berapa juta jiwa manusia yang memiliki uang banyak tapi tidak memiliki tempat untuk membuangnya. Betapa hebat para Developer itu melihat peluang pasar yang terbentuk dengan sendirinya. Bahkan, Developer saat ini juga mampu menciptakan dan mengembangkan pasar yang kecil menjadi pasar yang besar. Dan akhirnya, perubahan itu pun terjadi.

Selama pasar terus ada dan berkembang, mereka (Developer) tetap akan berlari kencang, membangun, menyuplai dan berkreasi menciptakan pasar baru untuk kembali mengembangkan. Selama pasar terus ada, Lahan bukan lagi masalah bagi mereka. Limitasi bisa diatasi dengan mendaur ulang lahan lain. Tapi, sampai kapan Pasar bisa terus bertahan dengan ciptaan-ciptaan mereka? Limitasi itu pasti akan muncul, suatu saat. Entah kapan??

 

INI MENGAPA KITA HARUS MENJAGA KEKAYAAN DAN KECANTIKAN NEGERI INDONESIA!!

Artikel ini saya temukan secara tidak sengaja ditengah2 waktu saya menunggu jam pulang.. 🙂
Ketika membaca artikel ini, rasanya semakin kagum pada bangsa dan negeri ini atas kekayaan dan kecantikan alam-nya.
Semua sudut di pelosok negeri ini sepertinya berharga. Sayangnya, beberapa telah habis di keruk dan dihancurkan segelintir orang dengan mengatasnamakan Rakyat. Tetapi, sudahlah.. semakin kita cari-cari kekurangan bangsa ini, semakin sulit untuk kita bersikap Optimis dan berperilaku Positif terhadap Bangsa ini..
Artikel ini mungkin dapat menjadi inspirasi, bahwa di sudut manapun di negeri ini terdapat kekayaan dan kecantikan alam yang perlu kita jaga, kita lestarikan dan kita kembangkan untuk anak cucu dan generasi kita selanjutnya..
Semoga kelak, akan ada pemimpin-pemimpin dari sudut-sudut negeri ini yang dapat memakmurkan masyarakatnya..
Semoga kelak, negeri ini akan menjadi tumpuan dunia dalam ekonomi, sosial, politik dan keamanan..
Masih dalam rangka memperingati Dirgahayu Republik Indonesia ke-66.. dengan semangat Merah Putih yang (semoga) tidak pernah padam di tengah kecarut-marutan negara ini, kita selaku Generasi Penerus Bangsa dapat memberikan yang terbaik bagi bangsa dengan cara dan kemampuan kita masing-masing…
m3y
_______________________________________________________________________________________________________
Masa lampau Indonesia sangat kaya raya. Ini dibuktikan oleh informasi dari berbagai sumber kuno. Kali ini kami akan membahas kekayaan tiap pulau yang ada di Indonesia. Pulau-pulau itu akan kami sebutkan menjadi tujuh bagian besar yaitu Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda kecil, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.Sumatera – Pulau Emas

Dalam berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa (“pulau emas”) atau Suwarnabhumi (“tanah emas”). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Sumatera juga dikenal sebagai pulau Andalas.

Pada masa Dinasti ke-18 Fir’aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Barus (Lobu Tua – daerah Tapanuli) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal karena merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau kapur barus digunakan sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir’aun Mesir kuno.

Di samping Barus, di Sumatera terdapat juga kerajaan kuno lainnya. Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas untuk membina negara kota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir. Kemungkinan Ophir berada di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat terdapat gunung Ophir. Gunung Ophir (dikenal juga dengan nama G. Talamau) merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatera Barat, yang terdapat di daerah Pasaman. Kabarnya kawasan emas di Sumatera yang terbesar terdapat di Kerajaan Minangkabau. Menurut sumber kuno, dalam kerajaan itu terdapat pegunungan yang tinggi dan mengandung emas. Konon pusat Kerajaan Minangkabau terletak di tengah-tengah galian emas. Emas-emas yang dihasilkan kemudian diekspor dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus, Barus, dan Pedir. Di Pulau Sumatera juga berdiri Kerajaan Srivijaya yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan besar pertama di Nusantara yang memiliki pengaruh hingga ke Thailand dan Kamboja di utara, hingga Maluku di timur.

Kini kekayaan mineral yang dikandung pulau Sumatera banyak ditambang. Banyak jenis mineral yang terdapat di Pulau Sumatera selain emas. Sumatera memiliki berbagai bahan tambang, seperti batu bara, emas, dan timah hitam. Bukan tidak mungkin sebenarnya bahan tambang seperti emas dan lain-lain banyak yang belum ditemukan di Pulau Sumatera. Beberapa orang yakin sebenarnya Pulau Sumatera banyak mengandung emas selain dari apa yang ditemukan sekarang. Jika itu benar maka Pulau Sumatera akan dikenal sebagai pulau emas kembali.

Jawa – Pulau Padi

Dahulu Pulau Jawa dikenal dengan nama JawaDwipa. JawaDwipa berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “Pulau Padi” dan disebut dalam epik Hindu Ramayana. Epik itu mengatakan “Jawadwipa, dihiasi tujuh kerajaan, Pulau Emas dan perak, kaya dengan tambang emas”, sebagai salah satu bagian paling jauh di bumi. Ahli geografi Yunani, Ptolomeus juga menulis tentang adanya “negeri Emas” dan “negeri Perak” dan pulau-pulau, antara lain pulau “”Iabadiu” yang berarti “Pulau Padi”.
Ptolomeus menyebutkan di ujung barat Iabadiou (Jawadwipa) terletak Argyre (kotaperak). Kota Perak itu kemungkinan besar adalah kerajaan Sunda kuno, Salakanagara yang terletak di barat Pulau Jawa. Salakanagara dalam sejarah Sunda (Wangsakerta) disebut juga Rajatapura. Salaka diartikan perak sedangkan nagara sama dengan kota, sehingga Salakanagara banyak ditafsirkan sebagai Kota perak.

Di Pulau Jawa ini juga berdiri kerajaan besar Majapahit. Majapahit tercatat sebagai kerajaan terbesar di Nusantara yang berhasil menyatukan kepulauan Nusantara meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina. Dalam catatan Wang Ta-yuan, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan kunjungan biarawan Roma tahun 1321, Odorico da Pordenone, menyebutkan bahwa istana Raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.

Menurut banyak pakar, pulau tersubur di dunia adalah Pulau Jawa. Hal ini masuk akal, karena Pulau Jawa mempunyai konsentrasi gunung berapi yang sangat tinggi. Banyak gunung berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung inilah yang menyebabkan tanah Pulau Jawa sangat subur dengan kandungan nutrisi yang di perlukan oleh tanaman.
Raffles pengarang buku The History of Java merasa takjub pada kesuburan alam Jawa yang tiada tandingnya di belahan bumi mana pun. “Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan,” demikian tulisnya, “bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini.”

Kini pulau Jawa memasok 53 persen dari kebutuhan pangan Indonesia. Pertanian padi banyak terdapat di Pulau Jawa karena memiliki kesuburan yang luar biasa. Pulau Jawa dikatakan sebagai lumbung beras Indonesia. Jawa juga terkenal dengan kopinya yang disebut kopi Jawa. Curah hujan dan tingkat keasaman tanah di Jawa sangat pas untuk budidaya kopi. Jauh lebih baik dari kopi Amerika Latin ataupun Afrika.
Hasil pertanian pangan lainnya berupa sayur-sayuran dan buah-buahan juga benyak terdapat di Jawa, misalnya kacang tanah, kacang hijau, daun bawang, bawang merah, kentang, kubis, lobak, petsai, kacang panjang, wortel, buncis, bayam, ketimun, cabe, terong, labu siam, kacang merah, tomat, alpokat, jeruk, durian, duku, jambu biji, jambu air, jambu bol, nenas, mangga, pepaya, pisang, sawo, salak,apel, anggur serta rambutan. Bahkan di Jawa kini dicoba untuk ditanam gandum dan pohon kurma. Bukan tidak mungkin jika lahan di Pulau Jawa dipakai dan diolah secara maksimal untuk pertanian maka Pulau Jawa bisa sangat kaya hanya dari hasil pertanian.

Kepulauan Sunda kecil (Bali, NTB dan NTT) – Kepulauan Wisata

Ptolemaeus menyebutkan, ada tiga buah pulau yang dinamai Sunda yang terletak di sebelah timur India. Berdasarkan informasi itu kemudian ahli-ahli ilmu bumi Eropa menggunakan kata Sunda untuk menamai wilayah dan beberapa pulau di timur India. Sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di dataran Sunda diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda pula yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor.

Daerah Kepulauan Sunda kecil ini dikenal sebagai daerah wisata karena keindahan alamnya yang menakjubkan. Sejak dulu telah ada yang berwisata ke daerah ini. Perjalanan Rsi Markandiya sekitar abad 8 dari Jawa ke Bali, telah melakukan perjalanan wisata dengan membawa misi-misi keagaman. Demikian pula Empu Kuturan yang mengembangkan konsep Tri Sakti di Bali datang sekitar abad 11. Pada tahun 1920 wisatawan dari Eropa mulai datang ke Bali. Bali di Eropa dikenal juga sebagai the Island of God.

Di Tempat lain di Kepulauan Sunda Kecil tepatnya di daerah Nusa Tenggara Barat dikenal dari hasil ternaknya berupa kuda, sapi, dan kerbau. Kuda Nusa tenggara sudah dikenal dunia sejak ratusan tahun silam. Abad 13 M Nusa Tenggara Barat telah mengirim kuda-kuda ke Pulau Jawa. Nusa Tenggara Barat juga dikenal sebagai tempat pariwisata raja-raja. Raja-raja dari kerajaan Bali membangun Taman Narmada pada tahun 1727 M di daerah Pulau Lombok untuk melepas kepenatan sesaat dari rutinitas di kerajaan.

Daerah Sunda Kecil yang tidak kalah kayanya adalah Nusa Tenggara Timur, karena di daerah ini terdapat kayu cendana yang sangat berharga. Cendana adalah tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Cendana dari Nusa Tenggara Timur telah diperdagangkan sejak awal abad masehi. Sejak awal abad masehi, banyak pedagang dari wilayah Indonesia bagian barat dan Cina berlayar ke berbagai wilayah penghasil cendana di Nusa Tenggara Timur terutama Pulau Sumba dan Pulau Timor. Konon Nabi Sulaiman memakai cendana untuk membuat tiang-tiang dalam bait Sulaiman, dan untuk alat musik. Nabi Sulaiman mengimpor kayu ini dari tempat-tempat yang jauh yang kemungkinan cendana tersebut berasal dari Nusa Tenggara Timur.

Kini Kepulauan Sunda kecil ini merupakan tempat pariwisata yang terkenal di dunia. Bali merupakan pulau terindah di dunia. Lombok juga merupakan salah satu tempat terindah di dunia. Sementara itu di Nusa tenggara Timur terdapat Pulau yang dihuni binatang purba satu-satunya di dunia yang masih hidup yaitu komodo. Kepulauan Sunda kecil merupakan tempat yang misterius dan sangat menawan. Kepulauan ini bisa mendapat banyak kekayaan para pelancong dari seluruh dunia jika dikelola secara maksimal.

Kalimantan – Pulau Lumbung energi

Dahulu nama pulau terbesar ketiga di dunia ini adalah Warunadwipa yang artinya Pulau Dewa Laut. Kalimantan dalam berita-berita China (T’ai p’ing huan yu chi) disebut dengan istilah Chin li p’i shih. Nusa Kencana” adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno. Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P’ulo Chung). Borneo adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda.

Pada zaman dulu pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan di Pulau ini.

Di Kalimantan berdiri kerajaan Kutai. Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara. Nama Kutai sudah disebut-sebut sejak abad ke 4 (empat) pada berita-berita India secara tegas menyebutkan Kutai dengan nama “Quetaire” begitu pula dengan berita Cina pada abat ke 9 (sembilan) menyebut Kutai dengan sebutan “Kho They” yang berarti kerajaan besar. Dan pada abad 13 (tiga belas) dalam kesusastraan kuno Kitab Negara Kertagama yang disusun oleh Empu Prapanca ditulis dengan istilah “Tunjung Kute”. Peradaban Kutai masa lalu inilah yang menjadi tonggak awal zaman sejarah di Indonesia.

Kini Pulau Kalimantan merupakan salah satu lumbung sumberdaya alam di Indonesia memiliki beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai sumber energi, diantaranya adalah batubara, minyak, gas dan geothermal. Hutan Kalimantan mengandung gambut yang dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit listrik maupun pemanas sebagai pengganti batu bara. Yang luar biasa ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium yang bisa dipakai untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu Kalimantan juga memiliki potensi lain yakni sebagai penyedia sumber energi botani atau terbaharui. Sumber energi botani atau bioenergi ini adalah dari CPO sawit. Pulau Kalimantan memang sangat kaya.

Sulawesi – Pulau besi

Orang Arab menyebut Sulawesi dengan nama Sholibis. Orang Belanda menyebut pulau ini dengan nama Celebes. Pulau ini telah dihuni oleh manusia sejak 30.000 tahun yang lalu terbukti dengan adanya peninggalan purba di Pulau ini. Contohnya lokasi prasejarah zaman batu Lembah Besoa.

Nama Sulawesi konon berasal dari kata ‘Sula’ yang berarti pulau dan ‘besi’. Pulau Sulawesi sejak dahulu adalah penghasil bessi (besi), sehingga tidaklah mengherankan Ussu dan sekitar danau Matana mengandung besi dan nikkel. Di sulawesi pernah berdiri Kerajaan Luwu yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Sulawesi. Wilayah Luwu merupakan penghasil besi. Bessi Luwu atau senjata Luwu (keris atau kawali) sangat terkenal akan keampuhannya, bukan saja di Sulawesi tetapi juga di luar Sulawesi. Dalam sejarah Majapahit, wilayah Luwu merupakan pembayar upeti kerajaan, selain dikenal sebagai pemasok utama besi ke Majapahit, Maluku dan lain-lain. Menurut catatan yang ada, sejak abad XIV Luwu telah dikenal sebagai tempat peleburan besi.

Di Pulau Sulawesi ini juga pernah berdiri Kerajaan Gowa Tallo yang pernah berada dipuncak kejayaan yang terpancar dari Sombaopu, ibukota Kerajaan Gowa ke timur sampai ke selat Dobo, ke utara sampai ke Sulu, ke barat sampai ke Kutai dan ke selatan melalui Sunda Kecil, diluar pulau Bali sampai ke Marege (bagian utara Australia). Ini menunjukkan kekuasaan yang luas meliputi lebih dari 2/3 wilayah Nusantara.

Selama zaman yang makmur akan perdagangan rempah-rempah pada abad 15 sampai 19, Sulawesi sebagai gerbang kepulauan Maluku, pulau yang kaya akan rempah-rempah. Kerajaan besar seperti Makasar dan Bone seperti yang disebutkan dalam sejarah Indonesia timur, telah memainkan peranan penting. Pada abad ke 14 Masehi, orang Sulawesi sudah bisa membuat perahu yang menjelajahi dunia. Perahu pinisi yang dibuat masyarakat Bugis pada waktu itu sudah bisa berlayar sampai ke Madagaskar di Afrika, suatu perjalanan mengarungi samudera yang memerlukan tekad yang besar dan keberanian luar biasa. Ini membuktikan bahwa suku Bugis memiliki kemampuan membuat perahu yang mengagumkan, dan memiliki semangat bahari yang tinggi. Pada saat yang sama Vasco da Gama baru memulai penjelajahan pertamanya pada tahun 1497 dalam upaya mencari rempah-rempah, dan menemukan benua-benua baru di timur, yang sebelumnya dirintis Marco Polo.

Sampai saat ini Sulawesi sangat kaya akan bahan tambang meliputi besi, tembaga, emas, perak, nikel, titanium, mangan semen, pasir besi/hitam, belerang, kaolin dan bahan galian C seperti pasir, batu, krikil dan trass. Jika saja dikelola dengan baik demi kemakmuran rakyat maka menjadi kayalah seluruh orang Sulawesi.

Maluku – Kepulauan rempah-rempah

Maluku memiliki nama asli “Jazirah al-Mulk” yang artinya kumpulan/semenanjung kerajaan yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil. Maluku dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang berlimpah. Orang Belanda menyebutnya sebagai ‘the three golden from the east’ (tiga emas dari timur) yakni Ternate, Banda dan Ambon. Sebelum kedatangan Belanda, penulis dan tabib Portugis, Tome Pirez menulis buku ‘Summa Oriental’ yang telah melukiskan tentang Ternate, Ambon dan Banda sebagai ‘the spices island’.

Pada masa lalu wilayah Maluku dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti cengkeh dan pala. Cengkeh adalah rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum masehi. Pohonnya sendiri merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore), yang dahulu dikenal oleh para penjelajah sebagai Spice Islands.

Pada 4000 tahun lalu di kerajaan Mesir, Fir’aun dinasti ke-12, Sesoteris III. Lewat data arkeolog mengenai transaksi Mesir dalam mengimpor dupa, kayu eboni, kemenyan, gading, dari daratan misterius tempat “Punt” berasal. Meski dukungan arkeologis sangat kurang, negeri “Punt” dapat diidentifikasi setelah Giorgio Buccellati menemukan wadah yang berisi benda seperti cengkih di Efrat tengah. Pada masa 1.700 SM itu, cengkih hanya terdapat di kepulauan Maluku, Indonesia. Pada abad pertengahan (sekitar 1600 Masehi) cengkeh pernah menjadi salah satu rempah yang paling popular dan mahal di Eropa, melebihi harga emas.

Selain cengkeh, rempah-rempah asal Maluku adalah buah Pala. Buah Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting pada masa Romawi. Melihat mahalnya harga rempah-rempah waktu itu banyak orang Eropa kemudian mencari Kepulauan rempah-rempah ini. Sesungguhnya yang dicari Christoper Columbus ke arah barat adalah jalan menuju Kepulauan Maluku, ‘The Island of Spices’ (Pulau Rempah-rempah), meskipun pada akhirnya Ia justru menemukan benua baru bernama Amerika. Rempah-rempah adalah salah satu alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco Da Gama mencapai India dan Maluku.

Kini sebenarnya Maluku bisa kembali berjaya dengan hasil pertaniannya jika terus dikembangkan dengan baik. Maluku bisa kaya raya dengan hasil bumi dan lautnya.

Papua – Pulau surga

Papua adalah pulau terbesar kedua di dunia. Pada sekitar Tahun 200 M , ahli Geography bernama Ptolamy menyebutnya dengan nama LABADIOS. Pada akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kua memberi nama TUNGKI, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama Papua dengan menggunakan nama JANGGI. Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai PAPA-UA yang sudah berubah dalam sebutan menjadi PAPUA. Pada tahun 1545, Inigo Ortiz de Retes memberi nama NUEVA GUINEE dan ada pelaut lain yang memberi nama ISLA DEL ORO yang artinya Pulau Emas. Robin Osborne dalam bukunya, Indonesias Secret War: The Guerilla Struggle in Irian Jaya (1985), menjuluki provinsi paling timur Indonesia ini sebagai surga yang hilang.

Tidak diketahui apakah pada peradaban kuno sebelum masehi di Papua telah terdapat kerajaan. Bisa jadi zaman dahulu telah terdapat peradaban maju di Papua. Pada sebuah konferensi tentang lampu jalan dan lalulintas tahun 1963 di Pretoria (Afrika Selatan), C.S. Downey mengemukakan tentang sebuah pemukiman terisolir di tengah hutan lebat Pegunungan Wilhelmina (Peg. Trikora) di Bagian Barat New Guinea (Papua) yang memiliki sistem penerangan maju. Para pedagang yang dengan susah payah berhasil menembus masuk ke pemukiman ini menceritakan kengeriannya pada cahaya penerangan yang sangat terang benderang dari beberapa bulan yang ada di atas tiang-tiang di sana. Bola-bola lampu tersebut tampak secara aneh bersinar setelah matahari mulai terbenam dan terus menyala sepanjang malam setiap hari. Kita tidak tahu akan kebenaran kisah ini tapi jika benar itu merupakan hal yang luar biasa dan harus terus diselidiki.

Papua telah dikenal akan kekayaan alamnya sejak dulu. Pada abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, mengirimkan persembahan kepada kerajaan China. Di dalam persembahan itu terdapat beberapa ekor burung Cendrawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua. Dengan armadanya yang kuat Sriwijaya mengunjungi Maluku dan Papua untuk memperdagangkan rempah – rempah, wangi – wangian, mutiara dan bulu burung Cenderawasih. Pada zaman Kerajaan Majapahit sejumlah daerah di Papua sudah termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Pada abad XVI Pantai Utara sampai Barat daerah Kepala Burung sampai Namatota ( Kab.Fak-fak ) disebelah Selatan, serta pulau – pulau disekitarnya menjadi daerah kekuasaan Sultan Tidore.

Tanah Papua sangat kaya. Tembaga dan Emas merupakan sumber daya alam yang sangat berlimpah yang terdapat di Papua. Papua terkenal dengan produksi emasnya yang terbesar di dunia dan berbagai tambang dan kekayaan alam yang begitu berlimpah. Papua juga disebut-sebut sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi. Papua merupakan surga keanekaragaman hayati yang tersisa di bumi saat ini. Pada tahun 2006 diberitakan suatu tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia. Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan “dunia yang hilang”,dan “Taman Firdaus di bumi”, dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam sejarah. Jika dikelola dengan baik, orang Papua pun bisa lebih makmur dengan kekayan alam yang melimpah tersebut.

-**-

Demikianlah sedikit tulisan mengenai pulau-pulau di Indonesia yang sangat kaya. Dari tulisan tersebut sebenarnya Indonesia sudah dikenal sebagai bumi yang kaya sejak zaman peradaban kuno. Kita tidak tahu peradaban kuno apa yang sebenarnya telah ada di Kepulauan Nusantara ini. Bisa jadi telah ada peradaban kuno dan makmur di Indonesia ini yang tidak tercatat sejarah.
Ilmuwan Brazil Prof. Dr. Aryso Santos, menegaskan teori bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis. Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu.

Oppenheimer dalam buku “Eden in the East: the Drowned Continent of Southeast Asia”, mengajukan bahwa Sundaland (Indonesia) adalah Taman Firdaus (Taman Eden). bahwa Taman Firdaus (Eden) itu bukan di Timur Tengah, tetapi justru di Sundaland. Indonesia memang merupakan lahan yang subur dan indah yang terletak di jalur cincin api (pacific ring of fire), yang ditandai keberadaan lebih dari 500 gunung berapi di Indonesia. Indonesia bisa saja disebut sebagai surga yang dikelilingi cincin api. Tapi terlepas dari benar atau tidaknya kita semua sepakat mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia adalah negeri yang sangat kaya akan hasil bumi, laut maupun budayanya.

Kebudayaan asli Indonesia sudah berumur ribuan tahun sebelum peradaban Mesir maupun Mesopotamia mulai menulis di atas batu. Peradaban bangsa Indonesia mungkin memang tidak dimulai dengan tradisi tulisan, akan tetapi tradisi lisan telah hidup dan mengakar dalam jiwa masyarakat kuno bangsa kita.
Alam Indonesia yang kaya-raya dan dirawat dengan baik oleh nenek moyang kita juga menjadi salah satu faktor yang membuat kepulauan nusantara menjadi sumber perhatian dunia. Indonesia merupakan negara yang terletak di khatulistiwa yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah di samping letaknya yang strategis secara geografis. Sumber daya alam tersebut mulai dari kekayaan laut, hutan, hingga barang tambang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kini mulai banyak ditemukan tambang baru di Indonesia. Orang Indonesia akan terkejut dengan kekayaan alam apa lagi yang akan muncul dari dalam bumi Indonesia ini.

Bumi yang kaya ini jika dikelola dengan baik akan membuat setiap rakyat Indonesia bisa memperoleh kemakmuran yang luar biasa sehingga bisa jadi suatu saat rakyat Indonesia sudah tidak perlu dikenakan pajak seperti saat ini, dan segala fasilitas bisa dinikmati dengan gratis berkat dari kekayaan alam yang melimpah yang dibagi kepada rakyat secara adil. Yang dibutuhkan Indonesia adalah penguasa baik, adil dan pandai yang amat mencintai rakyat dan menolak segala bentuk kebijakan yang menyulitkan masyarakat. Sudah saatnya Indonesia bangkit menuju kejayaannya. Jika hal itu terlaksana Indonesia bisa menjadi negara paling kaya di dunia.
sumber: http://blognyajose.blogspot.com/2010/02/pulau-pulau-indonesia-yang-sangat-kaya.html

SURAT KECIL UNTUK BANGSA

TERUNTUK : BAPAK NEGARA
Tahukah anda, bangsa ini bangsa yang besar?
Bangsa yang memiliki keberagaman dan rentan akan perpecahan?
Bangsa yang memiliki kekayaan dan rentan akan kemiskinan?
Bangsa yang cerdas dan rentan akan kebodohan?

Anda beruntung, menjadi pemimpin dari ±250 juta jiwa penduduk Indonesia..
Anda beruntung, memiliki kesempatan berbakti kepada Tanah Air..
Anda beruntung, memiliki kesempatan mengenalkan Negeri ini pada Dunia..
Anda beruntung, menjadi sandaran hidup ratusan juta penduduk Indonesia..

Entah berapa banyak hal yang sudah kau lakukan..
Entah baik atau buruk, kami tidak tahu..
Entah menguntungkan atau merugikan, kami tidak mau tahu..
Kami hanya ingin mendapatkan hak-hak kami untuk meminta kepada anda..
Kesejahteraan, kenyamanan dan keamanan dalam berkehidupan..

Biarkan kami, membantu anda dan segenap pasukan anda..
Membangun bangsa ini, membesarkan Negara ini, dan memakmurkan rakyat ini..
Biarkan kami, menegur anda dan segenap pasukan anda..
Agar terus membangun bangsa ini, membesarkan Negara ini, dan memakmurkan rakyat ini..

Semoga anda dan pasukan anda.. bisa menjadi pemimpin kami.. RAKYAT..
Dengan Keadilan, Kemusyawaratan, dan Gotong Royong..
Kami menanti anda di tiap hari-hari kami.. meski kami tau, anda tidak akan datang..
Tapi, kami YAKIN.. anda melewati segenap masa Kepemimpinan anda dengan Memikirkan kami, Mementingkan kami, Melakukan yang terbaik untuk kami..
Dan kami.. Masih terus Mengharapkan Hasil yang terbaik dari masa-masa itu..

Semoga Bangsa ini semakin besar, semakin berkembang dan semakin sejahtera..
Di Usianya yang semakin tua..